EkonomiNasionalTeknologi

Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan Indonesia di Maros, Racik Sedimen Mangrove Cepat Tumbuh

0

Laboratorium di Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan yang terletak di Kabupaten Maros, tak pernah sepi dari kegiatan penelitian dan praktik lapangan. Seperti yang tampak ketika tim Mangnguki mengunjungi unit Kementerian Perikanan dan Kelautan tersebut pada beberapa waktu lalu.

Di sana, para peneliti melakukan penelitian sepanjang waktu, menjawab rumusan-rumusan masalah kualitas air budidaya perikanan. Masalah ini memiliki dampak bagi keberlangsungan dan keberlanjutan budidaya dan hasilnya. Dari lab itu pula rekomendasi untuk memperlakukan lingkungan budidaya dikeluarkan untuk dipertimbangkan oleh pengambil kebijakan. Di samping itu, tentu juga terdapat rekomendasi dari lab penelitian lainnya, seperti penelitian pada  media tanam yaitu tanah, dan lain-lain.

Balai riset di Maros telah mengembangkan berbagai penelitian dan inovasi di sektor budidaya sejak lama. Sebagian besar berupa karya terapan yang  manfaatnya langsung dirasakan masyarakat budidaya. Tak ketinggalan dalam mendorong budidaya yang berkelanjutan. Termasuk lingkungannya, yaitu pelestarian hutan Mangrove.

“Kita memiliki beberapa bidang penelitian untuk komunitas di air payau. Termasuk penelitian teknologi budidaya, bagaimana melakukan budidaya yang efektif, bagaimana memanfaatkan lahan untuk produktivitas, termasuk memanfaakan limbah budidaya untuk mendorong budidaya yang berkelanjutan. Saat ini kita memanfaatkan limbah bududaya sebagai media tanam Mangrove cepat tumbuh,” jelas Andi Indra Jaya Asaad, Kepala Balai Riset Budidaya Perikanan Air Payau dan Penyuluh Perikanan

Di tengah ancaman kerusakan lingkungan global saat ini, termasuk kawasan pesisir, pelestarian hutan mangrove memang penting digalakkan kembali. Mangrove memiliki peran besar dan fungsinya sangat penting dalam mendukung keberlangsungan kawasan pesisir, termasuk budidaya perikanan air payau.

Hutan mangrove memiliki banyak fungsi. Di antaranya dapat menjaga kualitas air untuk kebutuhan budidaya. Dalam usaha tersebut para peneliti Balai Budidaya Perikanan Air Payau yang berlokasi di Kabupaten Maros, terlibat secara langsung bersama masyarakat pesisir dan budidaya. Mereka biasanya mengajak masyarakat belajar langsung dari kegiatan pembibitan yang terdapat di instalasi tambak uji coba milik mereka.

Kegiatan ini rutin dilakukan dengan melibatkan generasi muda. Terutama dari kalangan pelajar dan mahasiswa. Termasuk pula lembaga swadaya masyarakat yang konsentrasi pada pelestarian lingkungan dan kegiatan budidaya berkelanjutan.

Adalah Mat Fahrur, satu dari sekian anggota tim peneliti budi daya perikanan air payau yang ditugaskan khusus dalam kegiatan tersebut. Ia melakoni tugas dengan serius, yaitu menularkan bagaimana cara pembibitan mangrove kepada mahasiswa. Mangrove yang ia bibitkan nantinya dimanfaatkan untuk menjaga kualitas air untuk budidaya udang windu.  

“Mangrove juga bisa menahan abrasi dari air yang mengalir keluar masuk ke lautan. Menjaga pematang-pematang tambak agar tidak cepat mengecil karena adanya gerakan saluran air. Mangrove juga menjadi habitat dari beberapa hewan air seperti kepiting. Yang paling penting hutan Mangrove menjaga kualitas air pesisir yang dimanfaatkan untuk budidaya udang windu dan ikan bandeng di tambak”, ungkap Mat Fahrur ketika ditemui Mangnguki di tengah aktivitasnya membiakkan Mangrove di instalasi milik kantornya.

Praktik tanam Mangrove dengan media sediman tambak juga dilakukan Mat Fahrur dan kawan-kawan. Sediman tambak hasil penelitian mereka mempercepat pertumbuhan dan perkembangan bibit Mangrove. “Kami memanfaatkan limbah padat maupun cair dari tambak udang. Bila limbah tersebut dibuang langsung ke perairan maka menurunkan kualitas air pesisir. Oleh karena itu kami membuat riset instalasi tambak super intensif. IPAL yang kami bangun bisa menurunkan kadar TSS”, jelasnya.

Menurut Fahrur, padatan tersebut dapat digunakan menjadi pupuk organik. Mereka tentu meramunya dengan beberapa bahan lainnya. “Bisa digunakan untuk semua tanaman. Langsung juga dimanfaatkan tanpa proses pada pembibitan Mangrove. Setelah dicoba, pertumbuhan Mangrove lebih bagus, sehingga kami sosialisasikan untuk dimanfaakan masyarakat”, tambah Fahrus sekaligus menutup keterangannya.

Pemanfaatan sedimen ini terus dikembangkan. Pihak Balai Budidaya Air Payau berharap hasil penelitian terapan mereka dapat segera bermanfaat di tengah masyarakat peisisir.

Editor

Gubernur Cek Progres Twin Tower dan Pelataran Kuliner Lego-lego CPI

Previous article

Pangdam Jaya Perintahkan Tentara Urus Baliho Ormas FPI. Fadly Zon, Dwi Fungsi ABRI Hidup Lagi??

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Ekonomi