Kesehatan mental ibu hamil merupakan isu krusial yang sering terabaikan dalam sistem kesehatan Indonesia. Gangguan mental seperti depresi dan kecemasan pada ibu hamil dapat berdampak negatif terhadap kesehatan ibu dan bayi, serta mempengaruhi kualitas hidup keluarga secara keseluruhan.
Tulisan ini bertujuan untuk memberikan rekomendasi kebijakan yang komprehensif untuk menanggulangi masalah kesehatan mental ibu hamil di Indonesia, dengan fokus pada peningkatan kesadaran, akses pelayanan kesehatan mental, serta dukungan sosial dan ekonomi.
***
Kesehatan mental ibu hamil merupakan aspek krusial yang tidak hanya mempengaruhi kesehatan fisik dan psikologis ibu, tetapi juga memiliki implikasi signifikan terhadap perkembangan dankesejahteraan bayi.
Dalam periode kehamilan, ibu mengalami berbagai perubahan hormonal, fisik, dan emosional yang dapat meningkatkan risiko gangguan mental seperti depresi, kecemasan, dan stres. Di
Indonesia, prevalensi gangguan mental pada ibu hamil cukup tinggi; penelitian menunjukkan bahwa sekitar 20-25% ibu hamil mengalami berbagai bentuk gangguan mental.
Sayangnya, perhatian dan intervensi terhadap masalah ini masih sangat minim, sering kali terhalang oleh stigma sosial dan kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan mental selama kehamilan.
Dampak dari gangguan mental pada ibu hamil tidak hanya dirasakan oleh ibu dan bayi, tetapi juga oleh keluarga dan masyarakat secara keseluruhan.
Ibu yang mengalami gangguan mental cenderung menghadapi kesulitan dalam menjalani kehamilan, yang dapat berujung pada komplikasi seperti kelahiran prematur, berat badan lahir rendah, dan gangguan perkembangan pada bayi.
Selain itu, gangguan mental ibu juga dapat mempengaruhi dinamika keluarga, meningkatkan risiko konflik rumah tangga, dan menurunkan kualitas hidup secara keseluruhan.
Oleh karena itu, diperlukan kebijakan yang dapat menangani masalah kesehatan mental ibu hamil secara menyeluruh dan efektif.
Kebijakan ini harus mencakup peningkatan kesadaran masyarakat, penyediaan akses mudah dan terjangkau ke layanan kesehatan mental, serta dukungan sosial dan ekonomi bagi ibu hamil.
Integrasi layanan kesehatan mental ke dalam pelayanan antenatal, pelatihan bagi tenaga kesehatan, serta program dukungan sosial dan bantuan ekonomi adalah langkah-langkah konkret yang perlu diambil.
Dengan pendekatan yang holistik dan terkoordinasi, diharapkan kesehatan mental ibu hamil di Indonesia dapat ditingkatkan, sehingga memberikan dampak positif bagi kesejahteraan ibu, bayi, dan masyarakat secara keseluruhan
Prevalensi Gangguan mental Ibu Hamil
Menurut laporan terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) dalam Profil Statistik Kesehatan 2023, prevalensi gangguan kesehatan mental pada ibu hamil di Indonesia cukup signifikan. Data dari survei menunjukkan bahwa sekitar 20-25% ibu hamil mengalami berbagai bentuk gangguan mental seperti depresi dan kecemasan.
Laporan Nasional Riskesdas 2018 yang diterbitkan oleh Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan juga mencatat peningkatan prevalensi gangguan mental emosional pada ibu hamil, dengan angka yang meningkat dari 8,1% menjadi 10,1% (BKK Go ID). Angka ini mengindikasikan bahwa gangguan kesehatan mental pada ibu hamil merupakan masalah yang memerlukan perhatian serius dan tindakan segera.
Data lokal menunjukkan bahwa sekitar 25% ibu hamil di Sulawesi Selatan mengalami gejala depresi atau kecemasan. Stigma sosial terhadap gangguan mental masih kuat, sehingga banyak ibu hamil enggan mencari bantuan.
Faktor Resiko Kesehatan Mental Ibu Hamil
Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya kesehatan mental ibu hamil yaitu stres yang dirasakan, dukungan sosial, kekerasan fisik dan seksual, hubungan yang buruk dengan suami dan mertua, status sosial ekonomi, status pekerjaan, kehamilan yang tidak direncanakan, tidur yang tidak mencukupi, ketakutan melahirkan.
Dampak Gangguan Kesehatan Mental Ibu Hamil
Dampak gangguan kesehatan mental ibu hamil terbagi menjadi dampak pada ibu dan bayi. Dampak pada bayi diantaranya,penurunan kualitas tidur, resiko penyakit dimasa depan, masalah sistem saraf pusat, peningkatan kortisol bayi, keterlambatan perkembangan psikomotorik antropometri bayi, kesehatan mental bayi,masalah perkembangan otak, resiko cacat lahir, perubahan metilasi DNA, stunting saat lahir, berat badan lahir rendah, dan reaktivitas emosional.
Dampak pada ibu: durasi menyusui lebih pendek ,keguguran, preeklampsi,depresi post partum, ikatan ibu bayi, kelahiran prematur, kelahiran non-hidup, percobaan bunuh diri, dan komplikasi kehamilan.
Rekomendasi
- Peningkatan Kesadaran dan Edukasi : Kampanye kesadaran tentang pentingnya kesehatan mental selama kehamilan melalui media massa dan komunitas. Pelatihan bagi tenaga kesehatan di puskesmas dan rumah sakit mengenai deteksi dini dan penanganan gangguan mental pada ibu hamil.
- Akses terhadap Layanan Kesehatan Mental : Integrasi layanan kesehatan mental dalam program antenatal care di puskesmas dan rumah sakit. Penyediaan layanan konseling dan terapi yang mudah diakses dan terjangkau bagi ibu hamil
- Dukungan Sosial dan Ekonomi : Pembentukan kelompok dukungan bagi ibu hamil di setiap kecamatan, yang dapat memberikan dukungan emosional dan informasi.Program bantuan ekonomi untuk keluarga berpenghasilan rendah guna mengurangi tekanan finansial selama kehamilan.
- Penelitian dan Pengembangan : Penelitian lebih lanjut tentang prevalensi, faktor risiko, dan dampak gangguan mental pada ibu hamil di Sulawesi Selatan. Pengembangan kebijakan berbasis bukti yang spesifik untuk kondisi lokal di Sulawesi Selatan.(*)
*Penulis adalah mahasiswa Program Studi Doktor Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin. Dosen Stikes Husada Mandiri Poso, Sulawesi Tengah.
Referensi :
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan. (2023). “Laporan Kesehatan Tahunan.”
World Health Organization. (2022). “Matenal Mental Health.”
Badan Pusat Statistik. (2022). “Survei Sosial Ekonomi Nasional.”
Anderson, F. M., Hatch, S. L., Comacchio, C., & Howard, L. M. (2017). Prevalence and risk of mental disorders in the perinatal period among migrant women: a systematic review and meta-analysis. Archives of Women’s Mental Health, 20(3), 449-462. doi:10.1007/s00737-017-0723-z
Lodebo, M., Birhanu, D., Abdu, S., & Yohannes, T. (n.d.). Magnitude of Antenatal Depression and Associated Factors among Pregnant Women in West Badewacho
Woreda, Hadiyya Zone, South Ethiopia: Community Based Cross Sectional Study. _Journal of Pregnancy_, 2020, Article ID 3694165. doi:10.1155/2020/3694165
Sattler, M. C., Jelsma, J. G. M., Bogaerts, A., Simmons, D., Desoye, G., Corcoy, R., Adelantado, J. M., Kautzky-Willer, A., Harreiter, J., van Assche, F. A., Devlieger, R., Jans, G., Galjaard, S., Hill, D., Damm, P., Mathiesen, E. R., Wender-Ozegowska, E., Zawiejska, A., Blumska, K., Lapolla, A., Dalfrà, M. G., Bertolotto, A., Dunne, F., Jensen, D. M., Andersen, L. L. T., Snoek, F. J., & van Poppel, M. N. M. (2017). Correlates of poor mental health in early pregnancy in obese European women. _BMC Pregnancy and Childbirth, 17_(404). doi:10.1186/s12884-017-1595-y
Nisar, A., Yin, J., Waqas, A., Bai, X., Wang, D., Rahman, A., & Li, X. (2020).
Prevalence of perinatal depression and its determinants in Mainland China: A systematic review and meta-analysis. _Journal of Affective Disorders, 277_, 1022–1037 doi:10.1016/j.jad.2020.01.123
Field, T. (2017). Prenatal Depression Risk Factors, Developmental Effects and Interventions: A Review. _Journal of Pregnancy and Child Health, 4_(1), Article 301. doi:10.4172/2376-127X.1000301
Comments