Provinsi Sulawesi Selatan, yang dikenal dengan tingkat kelahiran yang relatif tinggi di Indonesia, mengalami tantangan unik dalam kesehatan maternal, khususnya terkait dengan praktik menyusui oleh ibu primipara.
Menurut data terbaru, hanya sekitar 60% ibu baru di Sulawesi Selatan yang berhasil memulai menyusui dalam satu jam pertama setelah melahirkan. Selain itu, prevalensi menyusui eksklusif hingga anak berusia enam bulan hanya mencapai sekitar 40%, sebuah angka yang masih jauh di
bawah target nasional yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan, yaitu 80% untuk inisiasi menyusui dini dan 60% untuk menyusui eksklusif.
Salah satu penyebab utama dari rendahnya keberhasilan inisiasi dan kelanjutan menyusui adalah dukungan yang kurang efektif dari tenaga kesehatan, yang sering kali terkendala oleh beban kerja tinggi karena rasio pasien per praktisi yang tidak ideal. Ditambah lagi, kurangnya peran serta keluarga dalam proses menyusui turut berkontribusi terhadap masalah ini.
Keluarga sering kali tidak memahami cara terbaik untuk mendukung ibu, baik secara fisik maupun emosional, selama masa menyusui yang krusial ini.
Faktor lain yang memperburuk situasi adalah pengetahuan yang terbatas mengenai teknik menyusui yang benar dan manfaat jangka panjang menyusui bagi kesehatan ibu dan anak.
Banyak ibu baru yang tidak mendapatkan informasi yang cukup tentang bagaimana cara menyusui yang efektif dan efisien, atau mengenai pentingnya menyusui eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan bayi. Ini seringkali menyebabkan penerapan praktik menyusui yang tidak tepat, yang dapat berakhir dengan kegagalan dalam menjaga kelanjutan menyusui.
Menghadapi masalah ini, ada kebutuhan mendesak untuk mengembangkan dan melaksanakan kebijakan yang tidak hanya meningkatkan keterampilan tenaga kesehatan dalam menyediakan dukungan menyusui yang efektif, tetapi juga untuk memperkuat keterlibatan keluarga. Kebijakan tersebut harus merangkul kolaborasi antara tenaga kesehatan
dan keluarga untuk mengoptimalkan dukungan kepada ibu selama periode kritis pasca melahirkan. Dengan pendekatan yang terkoordinasi dan menyeluruh, diharapkan dapat meningkatkan angka keberhasilan menyusui di Sulawesi Selatan, sehingga memberikan dampak positif bagi kesehatan ibu dan anak.
Deskripsi masalah
Di Sulawesi Selatan, tantangan yang dihadapi oleh ibu primipara dalam proses menyusui cukup signifikan. Berdasarkan data lokal, ada beberapa faktor utama yang menghambat keberhasilan menyusui, termasuk aspek pengetahuan, dukungan, dan persepsi sosial.
Kurangnya Pengetahuan dan Keterampilan Menyusui
Banyak ibu primipara di Sulawesi Selatan mengalami kesulitan dalam memulai dan melanjutkan menyusui karena kurangnya pengetahuan dan keterampilan menyusui yang efektif. Ini termasuk ketidakmampuan untuk menempatkan bayi dalam posisi yang benar, kesulitan dalam memastikan bayi mengunci dengan benar (latch), dan tidak memahami tanda-tanda bahwa bayi mendapatkan cukup ASI.
Ketidakpahaman ini bisa mengakibatkan rasa sakit saat menyusui, mastitis, dan kecemasan pada ibu, yang pada akhirnya dapat mengurangi keberhasilan menyusui jangka panjang.
Dukungan Emosional yang Tidak Adekuat
Dukungan emosional yang memadai sangat penting untuk keberhasilan menyusui, khususnya bagi ibu baru. Namun, di banyak kasus, dukungan tersebut sering kali tidak ada atau tidak mencukupi. Ibu primipara mungkin merasa terisolasi atau mengalami tekanan emosional tanpa memiliki sumber dukungan yang adekuat, baik dari keluarga maupun tenaga kesehatan. Hal ini dapat meningkatkan risiko depresi pasca melahirkan dan menghambat proses menyusui yang sehat.
Keterbatasan Tenaga Kesehatan
Tenaga kesehatan di Sulawesi Selatan sering kali menghadapi beban kerja yang berat dan tidak memiliki waktu atau sumber daya yang cukup untuk memberikan pendampingan menyusui yang adekuat. Hal ini mencakup kurangnya sesi konseling pra-kelahiran yang efektif dan dukungan pasca melahirkan yang memadai.
Kondisi ini diperparah oleh kurangnya pelatihan spesifik tentang menyusui bagi banyak tenaga kesehatan, sehingga mereka mungkin tidak dilengkapi dengan informasi atau keterampilan terbaru untuk membantu ibu secara efektif.
Dukungan Emosional yang Tidak Adekuat
Dukungan emosional yang memadai sangat penting untuk keberhasilan menyusui, khususnya bagi ibu baru. Namun, di banyak kasus, dukungan tersebut sering kali tidak ada atau tidak mencukupi.
Ibu primipara mungkin merasa terisolasi atau mengalami tekanan emosional tanpa memiliki sumber dukungan yang adekuat, baik dari keluarga maupun tenaga kesehatan. Hal ini dapat meningkatkan risiko depresi pasca melahirkan dan menghambat proses menyusui yang sehat.
Stigma Sosial terhadap Menyusui di Tempat Umum
Stigma sosial masih menjadi penghalang besar bagi ibu menyusui di banyak komunitas di Sulawesi Selatan. Menyusui di tempat umum sering kali masih dianggap tabu atau tidak pantas.
Hal ini dapat membatasi mobilitas ibu dan membuat mereka merasa tidak nyaman atau malu saat perlu menyusui di luar rumah, yang pada akhirnya bisa mempersingkat masa menyusui eksklusif yang direkomendasikan.
Pemahaman Keluarga yang Terbatas
Meskipun keluarga bisa menjadi sumber dukungan besar, tidak semua keluarga di Sulawesi Selatan memiliki pemahaman yang cukup tentang cara terbaik mendukung ibu dalam menyusui.
Miskonsepsi tentang menyusui, seperti kepercayaan bahwa formula lebih bergizi dibandingkan ASI atau bahwa menyusui adalah tanggung jawab ibu saja, dapat menghambat dukungan yang efektif dari keluarga. Tanpa dukungan keluarga, upaya menyusui dapat menjadi lebih sulit dan menyebabkan pengalaman yang kurang menyenangkan bagi ibu.
Rekomendasi Kebijakan
Berikut adalah serangkaian rekomendasi kebijakan yang dirancang untuk memperkuat dukungan menyusui bagi ibu primipara di Sulawesi Selatan, mengintegrasikan sumber daya kesehatan dan komunitas secara efektif.
Pelatihan Terpadu untuk Tenaga Kesehatan dan Keluarga
Program ini mengedukasi tenaga kesehatan dan keluarga tentang teknik menyusui yang benar, manfaat kesehatan, dan dukungan emosional bagi ibu.
Program Mentor Menyusui
Melibatkan ibu-ibu berpengalaman sebagai mentor untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman, memberikan dukungan praktis dan emosional, meningkatkan keberhasilan menyusui eksklusif.
Kampanye Kesadaran Masyarakat
Kampanye ini bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya dukungan menyusui, mengurangi stigma, dan memperkuat dukungan sosial untuk praktik menyusui yang berkelanjutan.
Kebijakan Tempat Kerja yang Mendukung Menyusui
Inisiatif ini mendorong penyediaan ruang laktasi dan waktu menyusui yang cukup di tempat kerja, mendukung kesehatan ibu dan anak, serta meningkatkan kepuasan kerja.
Integrasi dengan Layanan Kesehatan Existing
Program ini mengintegrasikan dukungan menyusui dengan layanan kesehatan ibu dan anak yang ada, memastikan dukungan menyusui yang konsisten dan berkualitas sejak prenatal hingga pasca melahirkan (*)
* Penulis adalah mahasiswa Program Studi Doktor Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin, dan dosen Akper Mappa Oudang Makassar
Referensi :
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan. (2020). Profil Dinas Kesehatan Kota Makassar Tahun 2020. Das Europäische Gleichgewicht Der Zukunft, 11-16.
Fitriani, D. A., Astuti, A. W., & Utami, F. S. (2021). Dukungan tenaga kesehatan dalam keberhasilan ASI eksklusif: A scoping review. Jurnal Riset Kebidanan Indonesia, 5(1), 26-35. https://doi.org/10.32536/jrki.v5i1.176
Organization, W. H. (2024). Memberdayakan Pelayanan Kesehatan Primer: WHO Melatih Tenaga Kesehatan Dalam Pemberian Pelayanan Kegawatdaruratan Berkualitas.
Sri Kurnia Sah Puteri. (2024). Pengetahuan pada Ibu Primipara Trimester III Sebelum dan Sesudah Bimbingan Modul Inisiasi Menyusu Dini. Jurnal Ilmiah Kebidanan Dan Kesehatan, 2(April), 8-14.
Comments