
Anak yang susah makan memang membuat orangtua cemas karena khawatir nutrisinya tidak terpenuhi. Terutama jika anak masih berusia di bawah lima tahun atau balita. Penyebabnya bisa bermacam-macam. Bisa jadi karena banyak minum jus yang manis, alergi pada bahan makanan tertentu, kurang gerak sehingga tidak membuatnya lapar, atau karena ada persoalan kesehatan.
Orangtua tidak perlu khawatir, karena hal ini sering terjadi pada anak. Namun, jika sudah berlangsung selama dua pekan, maka sebaiknya konsultasikan ke dokter anak.
Beberapa cara di bawah ini, bisa dicoba untuk mengatasi anak yang susah makan :
- Membuat jadwal makan yang tepat
Menentukan jam makan sangat penting untuk anak balita. Hal ini dilakukan agar ia mengerti konsep lapar dan haus sehingga nutrisi dan gizi si kecil tetap terpenuhi.
- Memberi camilan sehat
Selain mengikuti pola makan 3 kali sehari, anak juga butuh camilan sebanyak 2 kali. Balita usia 2-5 tahun biasanya tidak makan cukup di satu waktu untuk tetap merasa kenyang sampai waktu makan berikutnya.
Berikan camilan sehat diantara jam makannya, potongan buah, irisan daging, atau biskuit gandum yang dilapisi selai kacang. Namun porsinya harus dibatasi, agar tidak terlalu banyak. Selain itu, hindari memberikan camilan sesaat sebelum waktu makan tiba.
- Fleksibel dengan menu makanan
Memberikan menu makanan pada anak balita memang tidak mudah, sehingga perlu fleksibel dalam proses memasak.
Jika balita susah makan sayur, sesekali Anda mungkin bisa menghancurkan sayur dan mencampurkannya menjadi bistik sapi dengan citarasa manis yang sering disukai anak-anak. Kalau anak sedang tidak ingin makan nasi, berikan karbohidrat lain seperti membuat mie tek-tek atau spagheti carbonara yang rasanya gurih.
- Memasak bersama anak
Memasak bersama anak mungkin akan membuat dapur berantakan. Tapi jangan dipikirkan, karena di balik itu banyak manfaat yang bisa diambil, di antaranya, dapat membangun keterampilan anak, bisa sambil belajar menghitung, mengenalkan kata-kata baru dengan membaca resep, memberi pengalaman baru bagi anak, dan meningkatkan rasa percaya diri si kecil.
- Tidak memberikan makanan sebagai hadiah atau hukuman
Sebaiknya hindari membuat makanan sebagai hadiah atau hukuman. Kalau anak tidak mau makan, terima penolakannya. Meski khawatir, jangan tunjukkan bahwa Anda kesal dengan penolakannya. Bila balita hanya sekadar mencari perhatian, kemarahan malah sesuai dengan keinginannya. Perilaku ini akan menjadi kebiasaan di kemudian hari.
Selamat mencoba, Bunda!
( Sumber : https//hellosehat.com )