
Makassar– Banjir besar yang melanda Kota Makassar memaksa ribuan warga meninggalkan rumah mereka dan mengungsi ke lokasi-lokasi penampungan sementara. Berdasarkan laporan Tim Kaji Cepat BPBD Kota Makassar, bencana ini berdampak signifikan pada tiga kecamatan utama, yaitu Manggala, Biringkanaya, dan Tamalanrea,Kamis, (26/12/2024).
Data Pengungsian
- Total Korban: 1.739 jiwa dari 486 kepala keluarga.
- Jumlah Titik Pengungsian: 25 lokasi, termasuk masjid, sekolah, dan posyandu.
- Rincian Per Kecamatan:
- Manggala: 1.008 jiwa (13 titik pengungsian).
- Biringkanaya: 571 jiwa (11 titik pengungsian).
- Tamalanrea: 160 jiwa (1 titik pengungsian).
Salah satu lokasi pengungsian utama adalah Sekolah Qurrota A’yun, yang menjadi pusat kegiatan tanggap darurat relawan Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) kolaborasi Yayasan Daengtisia Peduli. Turut membantu Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Kesehatan Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Arab (STIBA) Makassar.
Kelurahan Manggala di Kecamatan Antang menjadi salah satu wilayah yang terdampak parah, dengan 109 jiwa dari 26 kepala keluarga kehilangan tempat tinggal. Tim gabungan dari BSMI Makassar, Yayasan Daengtisia Peduli, dan UKM Kesehatan STIBA telah melakukan berbagai kegiatan untuk membantu para korban banjir.
“Sampai hari ini kami telah mendistribusikan kurang lebih 400 food box ke warga warga yang terdampak banjir. Selain itu, kami ikut terlibat dalam pemeriksaan Kesehatan yang dibuat oleh teman teman BSMI” ungkap Nadra, kepala Yayasan Daengtisia Peduli.
Sementara itu, Ketua Posko, Muhamad Ashry Mubaraq, menjelaskan bahwa selain pembagiaan food box yang rutin dilakukan Tim, program lain juga turut berlangsung seperti pemeriksaan kesehatan yang berlangsung Rabu (25/12) di Sekolah Qurrota A’yun melayani 23 warga dengan melibatkan 7 relawan.
“Layanan yang diberikan meliputi pemeriksaan tekanan darah untuk dewasa dan lansia, serta pengukuran suhu tubuh pada anak-anak. Keluhan yang paling banyak dirasakan warga adalah sakit kepala, nyeri ulu hati, radang tenggorokan, nyeri punggung, batuk pilek, dan demam,” jelas mahasiswa STIBA itu.
Ashry melanjutkan, akses yang sulit dijangkau akibat genangan air Tim menggunakan kendaraan roda dua dan roda empat, tak jarang harus berjalan kaki menuju daerah terdampak banjir. Rencananya selain dua program tersebut, akan ada program bagi penyintas banjir.
“Untuk penyintas banjir, Bersama Tim relawan akan diselenggarakan program gotong royong membersihkan masjid, sekolah dan rumah-rumah warga,” ungkapnya.
Saat ini, para korban banjir membutuhkan Air mineral, makanan instan, selimut, popok bayi, obat-obatan, dan sembako. Bagi masyarakat yang ingin memberikan bantuan, dapat menghubungi hotline 0852-9899-1473 atau mengunjungi situs resmi di www.bsmi-sulsel.or.id. Bantuan dari Anda akan sangat berarti untuk meringankan penderitaan para korban banjir.