
Lailatul Qadr adalah malam penuh kemuliaan. Rasulullah SAW sendiri menyeru umat Islam untuk menyongsong malam seribu bulan ini dalam sabda beliau: “Carilah di sepuluh hari terakhir, jika tidak mampu maka jangan sampai terluput tujuh hari sisanya.” (HR Bukhari).
Kapan datangnya malam kemuliaan tersebut? Malam istimewa itu tidak diketahui secara pasti kapan datangnya. Salah satu hikmah dirahasiakannya Lailatul Qadr adalah agar semangat beribadah umat Islam di sepertiga malam terakhir Ramadan semakin terpacu.
Terdapat banyak riwayat yang menyebutkan tentang waktu terjadinya Lailatul Qadr. Ada yang menyebutkan waktu terjadinya di malam-malam ganjil. Sebagian besar ummat Islam berpatokan pada hadits Rasulullah yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari: “Carilah sedaya-upaya kamu untuk menemui Lailatul Qadr itu pada sepuluh malam ganjil pada akhir Ramadan”.
Meihat fenomena umum yang terjadi di bulan Ramadan, masyarakat kita mulai disibukkan dengan kegiatan persiapan menyambut hari raya Idul Fitri. Kegiatan berbelanja pakaian baru, membuat camilan atau kue-kue lebaran, memperbaharui cat rumah, dan lain-lain yang kadang menyita waktu dan tenaga. Hal ini menyebabkan mereka tidak lagi fokus beribadah.
Di saat kritis inilah, Allah memberikan sebuah “hadiah istimewa” bagi hamba-hamba-Nya yang tetap menjaga ibadah dan amalan-amalannya di akhir Ramadhan, berupa “malam kemuliaan” atau Lailatul Qadr. Malam yang lebih mulia dari seribu bulan. Ibadah dan amal saleh yang dilakukan pada malam itu, akan bernilai lebih baik daripada beribadah selama seribu bulan.
Lalu, apa saja yang harus dipersiapkan untuk menyiapkan diri menggapainya? Terutama bagi muslimah yang mungkin saja pada malam-malam terakhir Ramadan, mengalami haid sehingga terhalang dalam melakukan shalat tahajjud dan tilawah Al Quran.
Berikut ini beberapa hal yang dapat dilakukan untuk berburu malam Lailatul Qadr :
- Ibadah bersungguh-sungguh
Menjalankan semua ibadah dengan bersungguh-sungguh. Menjauhkan diri dari semua hal yang dapat mengurangi keseriusan beribadah, seperti menonton TV, bermain sosial media, ngobrol yang tidak penting. Masuk ke dalam “Goa” yang tidak terkontaminasi dengan dunia luar. Mengajak keluarga untuk beribadah bersama-sama.
- Melakukan I’tikaf
I’tikaf dilakukan di masjid. Bagi muslimah, dapat mengikuti I’tikaf di masjid yang menyediakan tempat untuk muslimah. Namun, jika tidak memungkinkan dapat melakukannya di rumah.
- Melakukan shalat malam
Shalat malam dapat dilakukan secara berjamaah di masjid. Bagi muslimah yang sedang haid, dapat diganti dengan memperbanyak zikir. Tasbih, tahmid, takbir, istighfar, shaawat diperbanyak. Demikian pula zikir-zikir lainnya.
- Memperbanyak Do’a
Melantunkan doa-doa dan mohon ampunan dan keselamatan kepada Allah. Doa yang dicontohkan oleh Rasulullah adalah :
“Allahumma innaka ‘afuwwu tuhibbul afwa fa’fu’anni”
Artinya: Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf dan Engkau menyukai maaf, maka maafkanlah aku.
Semoga kita bisa mendapati malam mulia itu dengan ibadah terbaik kita. Sungguh rugi jika kesempatan emas ini berlalu begitu saja. Belum tentu tahun depan kita masih ada kesempatan bertemu dengannya kembali.
(Dari berbagai sumber)