
Celebesupdate.com, Jakarta-Lawatan bilateral Presiden Prabowo baru-baru ini ke Republik Rakyat Tiongkok (RRT) atau akrab disebut negara Cina mendapat perhatian masyarakat global dan media internasional. Terutama dari barat. Mereka berupaya melakukan penelusuran dengan bertanya ke sejumlah politisi di dalam negeri.
Mereka mempertanyakan kembali seberapa penting hubungan antara Indonesia dengan Cina dalam kerangka pembangunan ekonomi dan politik.
Diantara yang dihubungi adalah politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Meity Rahmatia yang saat ini menjabat sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat (RI) Republik Indonesia di Jakarta.
Meity dihubungi seorang jurnalis dari Belanda yang mengajukan sejumlah pertanyaan, yaitu bagaimana reaksi publik Indonesia terhadap investasi dari Cina?
Bagaimana pandangan Meity sebagai politisi dan anggota partai politik melihat hubungan itu saat ini dan akan datang?
Meity yang diberondong dengan pertanyaan-pertanyaan itu pun, menjawab spontan. Ia menjelaskan bahwa reaksi masyarakat terhadap hubungan Indonesia-Cina sangat beragam.
Ada yang menolak dengan alasan domestik, bahwa kerjasama tersebut telah meningkatkan jumlah tenaga kerja dari negeri tirai bambu itu di Indonesia yang mengurangi jatah lapangan kerja bagi warga negara.
Tetapi tidak sedikit yang mendukung karena hubungan tersebut memiliki dampak positif terhadap investasi dalam negeri. Menurut Meity, Indonesia dan Cina merupakan dua negara yang bisa saling topang dalam pembangunan ekonomi.
“Saya memandang hubungan dengan Cina sebagai negara ekonomi raksasa di dunia sejauh ini bernilai positif. Hubungan ini diperlukan dalam rangka pembangunan ekonomi di Indonesia.”
“Saya sangat percaya, bahwa kerjasama ini akan membawa keuntungan bagi Indonesia di masa yang akan datang,” ungkapnya.
Meski demikian, Meity juga menekankan dalam jawabannya tersebut, bahwa kerjasama dengan Cina tetap didasari prinsip kehatian-hatian.
“Dalam hubungan ekonomi dan politik dengan negara manapun, termasuk Cina, prinsip kehatian-hatian itu pasti diperlukan. Ada batasan investasi misalnya. Tujuannya untuk melindungi kepentingan strategis dalam negeri. Juga menghindari ketergantungan dalam kerjasama ekonomi,”jelasnya.
Politisi yang kini terdaftar sebagai anggota Komisi Tiga Belas DPR RI itu menutup keterangannya pada aspek kehatian-hatian.
Menurutnya, prinsip ini penting karena dependensi dalam ekonomi bisa menyebabkan hilangnya kemerdekaan sebuah negara dalam pengambilan keputusan politiknya.
Menurutnya, hubungan semacam ini telah lama dipraktikkan terutama oleh negara-negara barat yang maju, terhadap negara berkembang di Amerika Latin, Asia, Afrika dan sebagian Timur Tengah.
“Lalu bagaimana dengan Cina? Apakah tidak berusaha mempraktikan pola yang sama? Itu kan pertanyaan mendasarnya.”
“Presiden Prabowo seorang nasionalis. Jadi, setiap keputusannya, kita percaya mempertimbangkan faktor tersebut dalam bekerjasama dengan negara lain,” pungkasnya. (*)