Annisa 24 Desember 2020

foto : Member EverCom

Kita semua tahu, batu itu keras. Namun dengan tetes demi tetes, yang semula keras mampu pula hancur. Begitu pula hati, sekeras apapun ia, pasti akan luluh juga tatkala ada panggilan nurani. Seperti yang terjadi di akhir bulan Desember ini, dimana hujan deras disertai angin kencang menerpa rumah-rumah warga. Ada yang atapnya terbang, ada yang rumahnya tergenang air, ada yang tidak bisa menyalakan kompor untuk sekedar membuat air panas, ada yang perkakas rumahnya hancur, dan lain-lain. Siapapun yang melihat kejadian tentu terketuk hatinya untuk bisa berempati meski hanya dengan sebungkus nasi pengganjal perut lapar di malam hari.

Romang Tangayya, adalah sebuah dusun di Kelurahan Tamangapa Kecamatan Manggala Kota Makassar yang dihuni oleh sekitar 200 kepala keluarga. Di musim hujan, dusun ini sudah seperti lautan, dimana sawah dan jalanan terendam air setinggi orang dewasa. Akses jalan sudah tidak bisa ditempuh dengan kendaraan. Satu-satunya cara untuk sampai di dusun tersebut dengan naik rakit sederhana. Kehidupan pun seperti terisolasi dengan dunia luar. Tidak ada pasar, sekolah, apalagi perkantoran. 

Kondisi seperti ini mengingatkan kita akan misi-misi kemanusiaan yang terpanggil untuk hadir. Berbagai komunitas, biasanya cepat tanggap memotret dan memberi bantuan. Seperti Everlasting Community, Inisiatif Zakat Indonesia (IZI), Rumah Zakat, Human Inisiatif, bahkan dari partai politik. Hal ini menunjukkan bahwa ternyata sebuah peristiwa yang menerpa masyarakat, mampu menggugah hati untuk kemudian menjadi lembut dan tergerak memberikan bantuan. 

Rasa Empati adalah kemampuan untuk memahami apa yang dirasakan orang lain, melihat dari sudut pandang orang lain dan juga membayangkan diri sendiri berada pada posisi orang lain. Tidak mudah untuk orang bisa berempati terhadap orang lain, butuh kelembutan hati yang terbuka menerima informasi dan ketukan dari luar. 

Orang yang mampu berempati terhadap orang lain, akan mudah memperoleh hikmah atau pelajaran. Hikmah senantiasa dicari oleh manusia dalam rangka ia menjadi manusia yang lebih baik dimata manusia dan Tuhannya. Ada yang mengatakan, hikmah itu mahal. Karena saking susahnya orang mendapatkan hikmah. Salah satu wujud hikmah adalah kesadaran (awareness) terhadap rahasia Sang Pencipta alam raya, bahwa ternyata diri ini masih lebih beruntung daripada orang yang menerima donasi atau bantuan. Dengan demikian maka seseorang mampu lebih dekat dengan Penciptanya dengan menggunakan sarana apa saja dalam mendekat.

Maka beruntunglah orang yang bisa hadir di tempat-tempat yang butuh bantuan untuk memberi bantuan, karena tentu saja orang tersebut memiliki hati yang lembut. Hati yang dicintai manusia, dan tentu saja hati yang dicintai Sang Khaliq. (NP)

Leave a comment.

Your email address will not be published. Required fields are marked*