
Oleh : Ustadz M. Suharsono, Lc., M.E.Sy
(Biro Kepatuhan Syariah IZI)
Suatu ketika Ummul Mukminin Aisyah bertanya kepada Rasulullah saw tentang firman Allah Surat Al-Mukminun ayat 60 yaitu :
والذين يؤتون ما أتوا وقلوبهم وجلة انهم الی ربهم راجعون أولئك يسارعون في الخيرات وهم لها سابقون
“Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka”
Ya Rasulullah apakah yang dimaksud dalam ayat tersebut mereka para pencuri, pezina dan peminum khamar sedangkan mereka takut kepada Allah ?
Rasulullah saw menjawab :
“Bukan wahai Putri Ash-Shidiq, yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah mereka orang-orang yang sholat, puasa dan sedekah sedangkan mereka takut amal-amal mereka tidak terima Allah swt.”
Rasa khawatir dan takut amal tidak diterima inilah yang membuat seseorang terus menerus mendekatkan diri kepada Allah. Sehingga amal ibadahnya tidak selesai hanya di bulan Ramadhan. Oleh sebab itu salah satu indikator kesuksesan seseorang dalam ibadah di bulan Ramadhan adalah semangat dan kontinu (rutin) dalam melakukan aktifitas kebaikan.
Imam Hasan Al-Bashri berkata : “Sesungguhnya diantara balasan kebaikan adalah aktivitas kebaikan selanjutnya dan di antara balasan keburukan adalah aktivitas keburukan selanjutnya, maka apabila Allah menerima amal seorang hamba, ia akan dimudahkan untuk melakukan ketaatan dan dijauhi dari perbuatan maksiat.”
Itulah sebabnya Rasulullah saw menganjurkan berpuasa 6 hari di bulan Syawal, selain berpahala sama dengan ibadah satu tahun penuh, juga menjadi salah satu hikmah dalam mepertahankan semangat ibadah : “Siapa saja yang berpuasa di bulan Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia berpuasa seperti setahun penuh.” (H.R. Muslim, 1164)
Salah satu kebaikan yang perlu dipertahankan adalah kepedulian terhadap sesama muslim khususnya dan sesama manusia pada umumnya. Puasa, zakat dan sedekah yang dilakukan di bulan Ramadhan akan berbuah kedermawan dan kepekaan, siapapun orangnya dimanapun tinggalnya ketika ia dalam kesulitan dan membutuhkan bantuan, maka akan muncul kesadaran dalam dirinya untuk segeranya membantu, apalagi jika yang membutuhkan adalah seorang muslim, ada hak sesama muslim yang harus ditunaikan, tidak penting mengenai jumlahnya yang pentingnya adalah kontinuitasnya.
Rasulullah saw ketika ditanya amal apa yang paling disukai, Beliau saw menjawab : “Yang paling sering walaupun sedikit” (HR. Bukhori ; 6465, Muslim ; 783)
Semangat dan rutin dalam melakukan kebaikan ini yang akan mempertahankan derajat takwa seorang muslim, sehingga tidak termasuk dalam kategori yang disebutkan Allah swt dalam Al-Qurán : “Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat, menjadi cerai berai kembali…” (An-Nahl :92)
wallahuálam bishowab