Editor 25 Oktober 2021

Celebesupdate.com-Lebanon laiknya negara yang berada di atas tungku api. Sepanjang waktu, “panas”. Tak cukup dengan krisis ekonomi dan politik yang akut dialaminya, Lebanon kini  terancam kembali ke dalam pusaran konflik sektarian atau perang saudara. Dalam beberapa waktu terakhir, kekerasan jalanan sering terjadi di negara bertetangga dengan Israel tersebut.Terakhir, serangan bersenjata menewaskan 6 pegunjuk rasa dari kelompok Hizbullah dan partai amal di Kota Beirut pada Kamis, 14/10/2021.

Aksi protes oleh Hezbollah dan sekutu syiahnya dari partai amal, menuntut pemecatan terhadap terhadap hakim pengadilan yang melanjutkan kasus ledakan pelabuhan Beirut, Agustus lalu.

Selain korban meninggal, sedikitnya 30 orang juga disebut luka-luka atau cedera dalam serangan bersenjata tersebut. Kejadian ini sempat memantik kemarahan milisi kelompok Hezbollah dan Amal. Peristiwa kekerasan jalanan ini telah beredar dalam bentuk video amatir di berbagai media sosial.

Kelompok dukungan Iran tersebut tampak menurunkan puluhan petempur yang menyerang posisi penembak di atas gedung tinggi dengan tembakan senjata serbu dan peluncur granat.

Aksi tembak menembak sempat berlangsung selama beberapa jam hingga akhirnya pasukan Lebanon hadir untuk menengahi dan mencari pelaku penembakan.

Menanggapi serangan ini pimpinan Hezbollah, Sayyid Hasan Nasrallah melalui siaran persnya menuding Partai Pasukan Lebanon dari kalangan Kristen sebagai pelakunya. Ia menilai, partai tersebut tengah berupaya menciptakan perang sipil di Lebanon. Hasan Nasrallah selanjutnya mengungkapkan bahwa mereka, saat ini memiliki 100 ribu petempur dengan senjata lengkap yang siap diperintahkan angkat senjata bila dalam keadaan terdesak.

Tokoh yang diincar Israel tersebut meminta pemerintah untuk menangkap para pelaku agar tidak menimbulkan konflik lebih lanjut.

Lebanon sudah mengalami krisis politik dan ekonomi akut dalam dua tahun terakhir. Dimulai dari aksi unjuk rasa oleh warga Lebanon dua tahun lalu. Mereka menuntut kebijakan politik dan pemerintahan serta susunan kabinet dibebaskan dari kepentingan politik sektarian agar pembangunan ekonomi bisa berlangsung dengan baik.

Unjuk rasa ini juga mendesak mundurnya perdana menteri Saat Hariri karena dianggap gagal dalam pemerintahan. Terjadi kekerasan di jalan-jalan sehingga mendorong tokoh politik yang dikenal sebagai pengusaha tersebut mengundurkan diri dari jabatannya sebagai perdana menteri.

Mirisnya, Saad Hariri merupakan representase Islam Sunni. Pasca perang saudara di Lebanon, faksi-faksi yang bersaing di negara tersebut sepakat membagi kekuasaan yang mana perdana menteri dijabat oleh perwakilan Islam Sunni, presiden oleh kristen dan ketua parlemen dipegang oleh perwakilan Syiah.

Pasca mundurnya Hariri, kondisi ekonomi dan politik bukannya membaik.  Kebuntuan politik terjadi. Pemerintahan berlangsung pincang karena kursi PM yang kosong. Aksi unjuk rasa juga tak pernah sepi dari jalan-jalan di Lebanon.

Keprihatinan atas kondisi ini tak hanya dirasakan oleh orang-orang Lebanon. Sejumlah tokoh politik dari luar juga berusaha memecahkan masalah tersebut dengan melakukan intervensi ke Lebanon. Di antaranya Presiden Perancis, Emmanuel Macron. Ia mengkritisi para pejabat Lebanon yang tidak serius mengedepankan kepentingan masyarakatnya. Mencoba mengatasi kebuntuan politik ini, ia menekan pemerintahan Aoun untuk segera membentuk kabinet.

Aoun kembali diminta menjadi pelaksana tugas perdana menteri yang akan membentuk kabinet. Namun tokoh tersebut meminta agar kursi kabinet diisi oleh orang-orang profesional, bukan tokoh yang berasal dari partai politik. Upaya itu gagal hingga akhirnya, tokoh politik paling populer di kalangan sunni Lebanon itu kembali memilih mengundurkan diri setelah pertemuan singkatnya dengan Aoun.

Hariri mengaku tak sejalan dengan Aoun terkait komposisi kabinet yang mesti diisi orang-orang profesional untuk mengatasi krisis ekonomi. Sekarang ini, meski kursi PM kembali terisi dan kabinet berhasil dibentuk, Lebanon tetap terperosok dalam krisis ekonomi yang akut. Di tengah kondisi serba terbatas, masyarakat Lebanon bahkan terancam jatuh ke dalam perang saudara yang melibatkan faksi-faksi politik di negara tersebut. (*)

Leave a comment.

Your email address will not be published. Required fields are marked*