
Celebesupdate.com,Internasional-Sengketa Laut Cina Selatan (LCS) tampaknya akan menjadi masalah lama ke depan, yang mungkin saja, bisa memicu skalasi konflik lebih besar di antara negara-negara Asia Tenggara. Upaya China dalam menegaskan posisi tradisional mereka, yaitu klaim LCS sebagai milik mereka berdasarkan sembilan garis imajiner (Nine dash line) tak pelak akan selalu bersinggungan dengan wilayah perairan Zona Ekonomi Eksklusif negara-negara di kawasan ini.
Saat ini, negara-negara yang terancam dengan klaim China di kawasan ini adalah Vietnam, Malaysia, Filipina, dan termasuk Indonesia yang memiliki wilayah perairan kepulauan Natuna.
Indonesia sendiri, telah sering terlibat “cekcok” dengan penjaga perairan China yang kerap mengganggu nelayan Natuna.
Demikian juga dengan Malaysia. Terbaru, Filipina melayangkan protes diplomatik ke China karena tindakan semena-mena di wilayah Laut China Selatan (LCS), Selasa (31/5).
Protes itu salah satunya terjadi karena dugaan pelanggaran oleh sejumlah kapal penjaga pantai China terhadap sebuah kapal penelitian kelautan di wilayah perairan teritorial Filipina.
Sebagaimana dikabarkan luas di banyak media online, China menganggu misi riset gabungan milik Filipina di wilayah ZEE mereka.
Sebelumnya Beijing–pusat pemerintahan China–juga mendeklarasikan area larangan penangkapan ikan secara sepihak di wilayah LCS. Atas dasar itu, Kementerian Luar Negeri Filipina memprotes kekerasan dan pelanggaran yurisdiksi yang dilakukan penjaga pantai Beijing.
Pemerhati hubungan internasional, Hidayat Doe mengatakan langkah-langkah yang dilakukan oleh negara-negara Asia Tenggara dalam menghadapi China sejauh ini masih dalam tahap diplomasi damai.
“Tampaknya, ada usaha menahan diri dari negara yang terlibat. Selama ini belum menunjukkan skalasi yang koersif, yaitu penggunaan simbol militer yang dapat memicu meningkatnya skalasi konflik,” jelas Hidayat.
“Termasuk Indonesia,” tukas pemerhati hubungan internasional yang kini tengah melanjutkan pendidikan magisternya di Pascasarjana Unhas tersebut.
“Posisi Indonesia selalu normatif agar negara yang bersitegang menahan diri untuk tidak memicu ketegangan militer di LCS karena akan mengancam stabilitas dan keamanan kawasan Asia Tenggara khsusuny di wilayah LCS itu sendiri,” terangnya.
“Setiap LCS kembali tegang, sikap Indonesia selalu mengimbau para pihak-pihak berkonflik untuk menghormati tata perilaku (Code of conduct) yang diadopsi ASEAN. Isi COC tersebut pada intinya mengutamakan cara-cara damai dlm penyesaian konflik, sehingga sengketa LCS bisa terhindar dari konflik militer yang dapat merusak citra ASEAN sebagai kawasan damai dan aman”.
“Untuk di LCS sendiri, Indonesia merasa tidak punya konflik dengan China karena wilayah yang menjadi sengketa perairan Natuna Utara jelas bagian kedaulatan Indonesia sesuai peraturan UNCLOS.”
“Yah, saya kira itu bentuk strategi diplomasi Indonesia untuk tidak menyeret-nyeret Indonesia dalam bagian ketegangan sengketa LCS tersebut, meskipun kapal nelayan dan militer China selalu bikin ulah di perairan Natuna,” ulas Hidayat kepada Celebesupdate.com.(*)