
By. Eka Purnamawanti
Ikhlas, mungkin tak semudah mengucapnya dengan kata -kata. Ketika hati dihadapkan dengan hal yang kita benci, pun dengan sesuatu yang kita sukai, maka disitulah keikhlasan diuji.
Tidak mudah membangun sebuah keridaan terhadap ketetapan-Nya yang tidak sesuai dengan harapan. Saat apa yang kita impikan bertolak belakang dengan kenyataan. Saat apa yang kita minta dalam tengadah dibilangan waktu yang melelahkan, dibalas-Nya dengan sesuatu yang membuat kita kecewa.
Tapi sejatinya, doa bukanlah semata keinginan -keinginan yang kita rapalkan, melainkan itu adalah wujud dari sebuah ketaatan. Sebagai rasa cinta yang senantiasa kita muarakan dalam harap di sujud -sujud yang panjang. Sebagai bukti penghambaan kepada Rabb pemilik segala skenario kehidupan.
Allah hanya meminta kita berusaha dan berdoa. Tentang hasil, Dialah yang menyiapkan dengan kehendak-Nya. Jika apa yang kita minta tidak sesuai dengan apa yang kita dapatkan, mungkin Allah punya kehendak lain dibaliknya. Atau mungkin, ada cinta lain yang ingin ditunjukkan-Nya kepada kita.
Karena bisa jadi kita menyukai sesuatu, tapi itu buruk untuk kita. Dan boleh jadi kita membencinya, tapi itu adalah kebaikan untuk kita. Allah Maha mengetahui segala yang terbaik untuk kita, maka tetaplah mengedepankan prasangka baik terhadap-Nya.
Keikhlasan adalah ketika kita memegang prinsip bahwa setiap amal terbaik kita itu hanya bertujuan untuk mendapatkan πΉππ ππ π ππ πͺππππ π¨ππππ dan mengamalkan firman Allah Swt yang artinya berbunyi:
βAku tidak meminta imbalan sedikit pun darimu. Imbalanku tidak lain hanyalah dari Allah, dan aku diperintah agar aku termasuk golongan orang -orang muslim (berserah diri).β (QS. Yunus : 72)
Adapun bila kita mendapatkan upah di dunia atau penghargaan dari manusia, tidaklah bisa menggoyahkan keikhlasan kita.
Karena kita memahami bahwa semua capaian kita di dunia ini adalah karunia dari Allah. Sebagaimana dzikir yang senantiasa kita lantunkan.
“laa haula wa laa quwwata illaa billah”
Tidak ada daya yang bisa membuat kita melalui segala rintangan, menghindari segala kesalahan, terlepas dari segala godaan syahwat, syubhat dan sifat santai, berleha-leha kecuali hanya dengan pertolongan Allah.
Juga tidak ada kekuatan yang bisa membuat kita melalukan kebaikan dengan sempurna, bisa mencapai performa terbaik kecuali atas pertolongan Allah.
We are nothing
Allah is everything..