
Penulis : Abdul Chalid BP, Pemred Celebesupdate.com
YAMAN, Celebesupdate.com– Sejak pecah akhir tahun 2014, perang saudara di Yaman sampai kini, masih jauh dari kata usai. Diprediksi, perang ini mungkin akan terjadi lebih sengit lagi yang melibatkan kubu pemerintah yang diakui PBB dan koalisi selatan dengan pemberontak dari klan Houthi yang menguasai wilayah utara Yaman.
BACA JUGA : Komunitas Pers Minta Kapolri Cabut Pelarangan Akses Konten FPI
Prediksi ini ditandai serangan terbaru terhadap rombongan kabinet baru pemerintah Yaman di Bandara Aden, Rabu sore (30/12/2020). Tindakan teror yang kabarnya beredar luas di berbagai platform media daring itu, diduga kuat dilakukan pemberontak Houthi yang didukung oleh Iran.
Sedikitnya 26 orang tewas dan lebih dari 60 lainnya luka-luka dalam serangan ini. Dikutip dari media internasional, tiga ledakan keras dan tembakan terdengar pada Rabu sore ketika anggota kabinet Yaman turun dari pesawat yang mengangkutnya. Awan asap mengepul dari gedung terminal. Laporan awal menunjukkan ledakan itu disebabkan oleh tembakan mortir atau rudal.
Ledakan lain melanda di dekat Istana Mashiq yang dijaga ketat di kota itu, tempat anggota kabinet dibawa setelah insiden di bandara. Tidak ada laporan langsung tentang cedera atau korban jiwa dari lokasi ledakan kedua.
Beberapa warga sipil, jurnalis dan pejabat pemerintah termasuk di antara korban tewas dalam serangan di bandara. Komite Palang Merah Internasional mengatakan tiga anggota staf tewas dalam serangan itu.
Kerusakan bandara Aden dapat menyebabkan Yaman hanya memiliki satu bandara yang berfungsi penuh untuk 28 juta orang di negara yang diblokade.
The Guardian mengutip, Naguib al-Awg, menteri komunikasi Yaman, yang berada di pesawat pemerintah, mengatakan kepada Associated Press bahwa dia mendengar dua ledakan dan mengatakan itu adalah serangan pesawat tak berawak.
Serangan itu menandai awal yang suram bagi pemerintah persatuan baru Yaman yang dilantik pekan lalu di Arab Saudi. Perombakan tersebut dirancang untuk memperbaiki keretakan berbahaya antara pemerintah yang diakui secara internasional yang dipimpin oleh presiden, Abd Rabbu Mansour Hadi, dan separatis Dewan Transisi Selatan (STC), organisasi yang saat ini bertanggung jawab atas Aden.
Menteri Informasi Yaman, Moammer al-Eryani, mengklaim dalam sebuah posting di Twitter bahwa Houthi berada di balik serangan tersebut. Sementara Houthi menampik tudingan sejumlah pejabat pemerintah. Sebaliknya, mereka menuding pemerintah berada dibaliknya.
Meski belum diketahui pasti otak dibalik penyerangan, aksi ini tampak sebagai upaya memecah kembali rekonsiliasi pemerintah Yaman dengan Pejuang Dewan Transisi Selatan. Houthi merupakan pihak paling diuntungkan dari perpecahan yang berlangsung selama dua tahun terakhir ini.