
Tidak sedikit, ketimpangan, kekerasan dan konflik sosial yang hadir dalam ruang publik berawal dari masalah etika. Terlebih lagi, bila sebuah ruang itu dihuni oleh masyarakat yang berlatar etnik, agama, dan kebudayaan yang berbeda-beda. Seperti di Indonesia yang notabene sebagai negara dengan latar belakang etnik dan agama. Dalam ranah ini media memiliki peran yang sangat berpengaruh. Dan ditekankan adanya etika media.
Di negara Indonesia, konflik yang berlatar masalah sosial seringkali terjadi. Seperti yang tampak di daerah-daerah perkotaan, seperti tawuran antar pelajar, lalu di daerah pedesaan, konflik antar kampung. Biasanya berawal dari masalah-masalah kecil yang seharusnya dapat diselesaikan apabila fungsi-fungsi sosial di kota dan desa berjalan dengan baik.
Salah satu fungsi sosial yaitu berlangsungnya interaksi sosial dalam sistem sosial yang sarat dengan konsensus dan aturan, atau norma-norma sosial.
Berdasarkan data Kementrian Sosial, pada tahun 2012 telah terjadi 2.883 konflik terjadi di Indonesia. Dari jumlah tersebut telah ditandai sebanyak 184 titik kemungkinan terjadinya konflik besar.
Sementara data Kementrian dalam Negeri menunjukka bahwa dari Januari hingga September 2013, terjadi sebanyak 351 peristiwa konflik terjadi di tanah air. Tidak ada keterangan secara jelas motif yang melatari konflik-konflik tersebut, namun, jika melihat fenomena konflik di Indonesia sejak beberapa tahun sebelumnya, peristiwa tersebut biasanya hanya terdiri atas tiga, masing-masing konflik vertikal, horizontal dan konflik politik.