
Oleh: dr Lili Ratnawati, Sp.Og
Perempuan memiliki sistem reproduksi yang sangat berbeda dengan sistem reproduksi laki-laki. Pengetahuan tentang organ pembentuk sistem reproduksi laki-laki dapat diperoleh melalui mata pelajaran biologi namun beberapa pengetahuan penting terkait nilai dan pelaksanaan kesehatan reproduksi menjadi minimal.
Hal ini dikarenakan banyak masyarakat masih merasa tabu dan penuh malu membicarakan kesehatan reproduksi. Mereka memahami secara sempit tentang bahasan kesehatan reproduksi yang dianggap hanya sebatas pendidikan seksual. Padahal, kesehatan reproduksi memiliki cakupan lebih luas, menyangkut nilai-nilai yang dianut seseorang dan menentukan perilaku reproduksinya juga interaksi dengan orang lain.
Begitu pentingnya sehingga sosok orang tua menjadi sosok paling ideal untuk memberikan pendidikan ini. Bahkan secara detail, ayah menjadi sosok ideal yang bertanggung jawab dalam pendidikan kesehatan reproduksi puteranya. Demikian juga sebaliknya dengan sosok ibu yang menjadi sosok ideal pengampu materi pendidikan kesehatan reproduksi bagi putrinya.
Tak dipungkiri terkadang ada kondisi dimana hal ideal tersebut tidak dapat diraih. Berikut informasi minimal yang perlu diketahui bunda tentang sistem reproduksi laki-laki yang dibutuhkan dalam mengawal pendidikan kesehatan reproduksi puteranya.
Berbeda dengan sistem reproduksi perempuan yang berupa sistem reproduksi terbuka, sistem reproduksi pria disebut sebagai sistem reproduksi tertutup. Maksud terbuka dan tertutup ini adalah saat sistem reproduksi tersebut dilihat sebagai lorong dan ditelusuri dari awal sampai akhir, sistem tertutup akan berakhir di ruang tertutup sedang sistem terbuka berakhir di ruang terbuka.
Saat sistem reproduksi laki-laki ditelusur, lorong dimulai dari lubang uretra yang berada di ujung penis. Uretra adalah satu-satunya saluran yang menghantarkan produk dalam tubuh laki-laki ke dunia luar untuk dibuang. Produk tersebut berupa air seni dan air mani. Bagian akhir dari uretra adalah kandung kemih berupa bagunan tertutup penampung produk air seni atau urin yang dihasilkan oleh ginjal.
Tepat diluar kandung kemih ini saluran bermuaralah sludun sperma dan saluran kelenjar reproduksi laki-laki yaitu kelenjar prostat dan kelenjar sekitar prostat. Sebaliknya, saat menyusuri sistem reproduksi wanita maka keseluruhan organnya berupa panel atau lorong terbuka yang langsung berakhir di rongga panggul yang menjadi bagian rongga perut.
Perbedaan lain kedua sistem reproduksi ini adalah letak organ reproduksi pembentuknya. Sebagian besar organ reproduksi laki-laki berada di luar rongga panggul sedangkan organ reproduksi perempuan sebagian besar berada dan terlindungi oleh rongga panggul.
Akibatnya, sistem reproduksi laki-laki lebih mudah dibersihkan dan dipelihara kesehatannya dibandingkan perempuan.
Saat organ reproduksi laki-laki mengalami gangguan atau penyakit khususnya penyakit menular seksual akan lebih mudah diketahui. Saat laki-laki mengalami penyakit menular seksual, ia akan memberikan gejala spesifik sehingga mudah ditemukan dan diobati sebelum memberikan komplikasi tahap lanjut.
Sebaliknya, organ reproduksi wanita lebih butuh perhatian perawatan, lebih sulit menunjukkan gejala penyakit khususnya terkait penyakit menular seksual sehingga lebih sering penyakit seksual menular tersebut ditemukan saat sudah menunjukkan komplikasi.
Terapi dan penyembuhan pun menjadi lebih sulit diperoleh. Oleh karenanya, pemeliharaan yang benar dan perilaku seksual yang sehat berperan penting dalam mencegah penyakit menular seksual maupun kejadian kanker pada organ reproduksi.
Secara ringkas, sistem reproduksi laki-laki dibentuk oleh organ-organ berupa penis, saluran sperma, dan testis (buah zakar). Produk utama sistem reproduksi ini adalah sperma sebagai benih lelaki dalam reproduksi manusia.
Sperma akan dihasilkan oleh testis (buah zakar) setiap hari lalu disalurkan ke dalam saluran sperma yang panjang dan berliku. Sperma tersebut dilatih untuk bergerak cepat untuk memperoleh kematangan yang dibutuhkan dalam proses fertilisasi.
Fertilisasi adalah proses pembuahan sel telur (ovum). Butuh 72 jam agar sperma memenuhi kriteria jumlah yang cukup dan kematangan yang baik sehingga disebut masuk klasifikasi sperma normal.
Kriteria sperma normal menurut WHO adalah sperma yang saat dikeluarkan minimal memiliki:
-) Volume ejakulasi 1,5 ml
-) Total sperma 39jt/ejakulasi
-) Konsentrasi 15jt/ml
-) Mobilitas 40%
-) Bentuk normal 4%
Kriteria ini dinilai melalui pemeriksaan secara mikroskopik. Sperma normal inilah yang mampu membuat kehamilan terjadi secara spontan atau alamiah secara teori meskipun sel telur (ovum) hanya akan dibuahi oleh satu sel sperma saja. Kehamilan dengan bantuan berupa inseminasi sampai bayi tabung harus dilakukan saat sperma abnormal.
Sperma yang sudah melewati saluran sperma akan bermuara di uretra. Cairan kelenjar reproduksi laki-laki berupa cairan kelenjar prostat dan cairan kelenjar sekitar prostat akan ditambahkan untuk mendukung daya hidup sperma.
Campuran sperma dan cairan dari kelenjar reproduksi laki-laki inilah yang disebut sebagai air mani. Ada kalanya air mani hanya berisikan cairan kelenjar reproduksi tanpa ada sperma. Pada kasus ini, air mani akan ada tetapi saat diperiksa dibawah mikroskop tidak ditemukan sperma. Kondisi ini dikenal sebagai azoosperma.
Berbeda dengan sperma yang harus dilihat memakai mikroskop, air mani dapat dikenali secara mata telanjang. Air mani akan berbau khas. Saat mengenai kain kemudian mengering, kain dengan air mani tersebut akan tampak kaku mengkilap seperti kain yang dicelup kedalam cairan kanji kemudian dikeringkan.
Hal-hal yang perlu dilakukan lelaki agar sistem reproduksinya sehat:
Menjaga kebersihan dengan cebok yang benar dan berkhitan.
Cebok yang benar adalah menggunakan air bersih dengan arah dari pangkal penis menuju ujung penis.
Gunakan celana dalam yang menyerap keringat. Ganti celana dalam ketika basah dan lembab. Rapikan bulu kemaluan dengan memotongnya. Berkhitan untuk menghilangkan kulit penutup kepala penis sehingga tidak ada lagi lipatan kulit tempat kotoran bersarang didalamnya. Penelitian menyebutkan bahwa kotoran tersebut meningkatkan risiko kanker penis sehingga khitan mampu mencegahnya.
Memperhatikan perlindungan testis dari suhu yang panas maupun paparan radiasi sinar x. Testis sebagai pabrik sperma berada diluar tubuh dan hanya dilindungi oleh lapisan kulit. Padahal, sperma sangat rentan, mudah rusak oleh paparan suhu tinggi. Hal ini perlu diperhatikan bagi laki-laki yang berisiko menerima paparan suhu tinggi pada area kemaluannya.
Contoh: pekerja mesin fotocopy dan sopir. Sopir yang mengemudi terus menerus selama lebih dari enam jam perlu meletakkan bantal donat yang diisi air dingin sehingga mampu menjaga suhu aman berkendara.
Pekerja di instalasi radiologi dengan risiko paparan sinar x perlu memastikan penggunaan apron pelindung.
Setia pada pasangan yang sah. Risiko penyakit menular seksual tertinggi pada golongan 3M (Man, Mobile, Money). Golongan 3M inilah saat ini yang dijadikan titik fokus screening penyakit menular seksual.
Makan makanan bergizi seimbang kurangi bahan pengawet dan frozen food serta berhenti merokok. Semuanya akan berpengaruh terhadap kualitas sperma.