Editor 16 Desember 2024
Oleh Yanuardi Syukur, Ketua Tim Delegasi Negeri Rempah Foundation ke Afrika Selatan

Pada abad ke-16, seorang jenderal Portugis Afonso de Albuquerque (1453-1515) mendapat tugas dari Raja Portugis untuk memperluas pengaruh mereka di Samudra Hindia dan mendirikan kekaisaran Asia Portugis, termasuk hingga menaklukkan Malaka dan Maluku.

Afonso berkata kepada pasukannya bahwa, “Raja Portugal sering memerintahkannya untuk pergi ke Selat Malaka, karena ini adalah tempat terbaik untuk menghentikan perdagangan yang dilakukan kaum Muslim di wilayah ini.”

“Jadi, untuk melakukan pelayanan kepada Tuhan, kami dibawa ke sini; dengan merebut Malaka, kami akan menutup Selat sehingga kaum Muslim tidak akan pernah lagi dapat membawa rempah-rempah mereka melalui rute ini,” kata dia.

“Saya sangat yakin bahwa, jika perdagangan Malaka ini diambil dari tangan mereka, Kairo dan Mekkah akan sepenuhnya hilang,” lanjut Albuquerque.

Paulo Jorge de Sousa Pinto dari Universidade NOVA de Lisboa, Portugal, dalam dalam Ler História (2024) menulis bahwa pada tahun 1508, Raja Portugis mengirim armada untuk “menemukan” Malaka langsung dari Lisbon, dan Gubernur Afonso de Albuquerque di menuntaskan perebutan kota itu dengan kekuatan pada tahun 1511.

Selanjutnya, Portugis mencapai Maluku dan memperoleh otorisasi dari Sultan Ternate untuk membangun benteng Sao Paolo (‘Benteng Gamalama’).

Portugis tiba di Ternate pada 1512—setahun setelah menaklukkan Malaka—dan disambut oleh Sultan Bayanullah (1500-1521) dalam konteks perdagangan rempah-rempah. Adapun pembangunan benteng tersebut adalah untuk membendung serangan Spanyol dan Tidore, selain untuk mengendalikan perdagangan rempah-rempah di Maluku.

Kolonialisme dan shifting jalur perdagangan dari ‘jalur damai’ ke ‘jalur konflik’

Penaklukan bangsa Eropa ke timur tersebut menjadikan ‘jalur perdagangan rempah’ yang sebelumnya aman menjadi tidak aman dan sarat dengan konflik, bahkan perang yang kemudian dilanjutkan oleh VOC, Pemerintah Hindia Belanda, dan Inggris. Keserakahan dan penaklukan menjadi motif utama pada masa itu. Salah satu tokoh yang mendukung misi Afonso de Albuquerque adalah kapten Kastilia-Portugis Antonio de Saldanha.

Leave a comment.

Your email address will not be published. Required fields are marked*